WASPADAI CACAR MONYET, MONKEYPOX
WASPADAI CACAR MONYET (MONKEYPOX)
Beberapa hari terakhir ini dunia kesehatan dihebohkan dengan munculnya penyakit cacar monyet atau monkeypox (MPX). Penyakit ini diketahui melalui siaran pers Kementerian Kesehatan Singapura pada tanggal 9 Mei 2019. Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa seorang warga Negara Nigeria yang berkunjung ke Singapura dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox (MPX) pada tanggal 8 Mei 2019. Sehingga ada 23 orang yang kontak erat dengan warga Nigeria tersebut telah dikarantina.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO = World Health Organization), Afrika Tengah dan Afrika Barat seperti Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon dan Sudan Selatan. Negara-negara tersebut merupakan daerah endemis Monkeypox.
Di Indonesia, berdasarkan keterangan dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, hingga kini penyakit monkeypox belum ditemukan di Indonesia. Namun masyarakat Indonesia diminta untuk tetap waspada akan munculnya penyakit ini.
Kementrian Kesehatan RI dalam mengantisipasi penyebaran virus Monkeypox ke Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran Kewaspadaan Dini tentang Importasi Penyakit Monkeypox. Mengingat arus mobilisasi WNA dan WNI dari dan ke Indonesia cukup tinggi, sehingga Warga Negara Indonesia sangat mungkin tertular penyakit ini.
Dalam Surat Edaran nomor : SR.03.04/II/1169/2019, tentang Importasi Kewaspadaan Penyakit Monkeypox, Kementrian Kesehatan RI menghimbau kepada Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Rumah Sakit dan Puskesmas di seluruh Indonesia untuk : 1). Menyebarluaskan informasi tentang Monkeypox kepada masyarakat, 2). Melakukan pengawasan yang intensif kepada kru dan pelaku perjalanan dari Singapura, Negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah. 3). Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap kru dan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam atau sakit yang diduga terkait dengan Monkeypox. 4) Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan selalu menggunakan alat pelindung diri (Masker, sarung tangan) 5) Puskesmas yang menemukan kasus suspek Monkeypox, segera melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
TENTANG PENYAKIT CACAR MONYET (MONKEYPOX)
Cacar Monyet (Monkeypox) merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus dan ditularkan pada manusia melalui kontak dengan hewan terinfeksi seperti primata, tikus atau hewan pengerat lainnya. Penularan terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi dikulit atau mukosa hewan dan makan daging yang tidak dimasak dengan baik. Penularan dari manusia ke manusia bisa dimungkinkan namun sangat terbatas melalui secret pernapasan atau lesi pada kulit.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala monkeypox mirip dengan smallpox (cacar) namun lebih ringan. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Ruam/bintil pada kulit awalnya muncul pada wajah kemudian menyebar kebagian tubuh lainnya. Ruam ini kemudian berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut hilang.
Masa inkubasi penyakit ini berkisar 5 – 21 hari.
Untuk mengetahui seseorang terinfeksi dan menderita monkeypox harus melalui pemeriksaan laboratorium dengan sejumlah tes berbeda.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan monkeypox sama dengan penanganan untuk cacar yaitu dengan pemberian vaxin cacar. Karena virus monkeypox merupakan kerabat dengan virus cacar air.
Pencegahan terhadap penyakit monkeypox dapat dilakukan dengan cara :
1. Hindari kontak dengan hewan penular yakni tikus, primata atau hewan pengerat lainnya yang terinfeksi virus monkeypox.
2. Batasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik.
3. Batasi kontak fisik dengan orang yang dicurigai menderita penyakit monkeypox.
4. Cuci tangan sebelum makan atau kontak dengan hewan.
5. Selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
6. Gunakan sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai saat menangani hewan yang terinfeksi dan ketika merawat orang yang sakit.
7. Melakukan vaksinasi terutama bagi petugas kesehatan dan bagi mereka yang melakukan perjalanan.
Komplikasi Monkeypox
Penyakit monkeypox dapat menimbulkan komplikasi lanjutan pada penderinya yakni : Infeksi bakteri pada luka, infeksi paru (pneumonia), gangguan pernapasan, infeksi mata, kebutaan, radang otak (ensefalitis), bisa menyebabkan kematian (1-10%).
Walaupun penyakit monkeypox terjadi di Singapura, namun kita perlu mewaspadai munculnya penyakit ini di Indonesia. Untuk itu mari kita semua terlibat secara aktif untuk mencegah penyakit monkeypox ini di tanah air kita.
(Eman F. Ola Masan - dari berbagai sumber)
#Literasi_Kesehatan
#Germas
Beberapa hari terakhir ini dunia kesehatan dihebohkan dengan munculnya penyakit cacar monyet atau monkeypox (MPX). Penyakit ini diketahui melalui siaran pers Kementerian Kesehatan Singapura pada tanggal 9 Mei 2019. Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa seorang warga Negara Nigeria yang berkunjung ke Singapura dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox (MPX) pada tanggal 8 Mei 2019. Sehingga ada 23 orang yang kontak erat dengan warga Nigeria tersebut telah dikarantina.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO = World Health Organization), Afrika Tengah dan Afrika Barat seperti Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon dan Sudan Selatan. Negara-negara tersebut merupakan daerah endemis Monkeypox.
Di Indonesia, berdasarkan keterangan dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, hingga kini penyakit monkeypox belum ditemukan di Indonesia. Namun masyarakat Indonesia diminta untuk tetap waspada akan munculnya penyakit ini.
Kementrian Kesehatan RI dalam mengantisipasi penyebaran virus Monkeypox ke Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran Kewaspadaan Dini tentang Importasi Penyakit Monkeypox. Mengingat arus mobilisasi WNA dan WNI dari dan ke Indonesia cukup tinggi, sehingga Warga Negara Indonesia sangat mungkin tertular penyakit ini.
Dalam Surat Edaran nomor : SR.03.04/II/1169/2019, tentang Importasi Kewaspadaan Penyakit Monkeypox, Kementrian Kesehatan RI menghimbau kepada Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Rumah Sakit dan Puskesmas di seluruh Indonesia untuk : 1). Menyebarluaskan informasi tentang Monkeypox kepada masyarakat, 2). Melakukan pengawasan yang intensif kepada kru dan pelaku perjalanan dari Singapura, Negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah. 3). Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap kru dan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam atau sakit yang diduga terkait dengan Monkeypox. 4) Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan selalu menggunakan alat pelindung diri (Masker, sarung tangan) 5) Puskesmas yang menemukan kasus suspek Monkeypox, segera melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
TENTANG PENYAKIT CACAR MONYET (MONKEYPOX)
Cacar Monyet (Monkeypox) merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus dan ditularkan pada manusia melalui kontak dengan hewan terinfeksi seperti primata, tikus atau hewan pengerat lainnya. Penularan terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi dikulit atau mukosa hewan dan makan daging yang tidak dimasak dengan baik. Penularan dari manusia ke manusia bisa dimungkinkan namun sangat terbatas melalui secret pernapasan atau lesi pada kulit.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala monkeypox mirip dengan smallpox (cacar) namun lebih ringan. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Ruam/bintil pada kulit awalnya muncul pada wajah kemudian menyebar kebagian tubuh lainnya. Ruam ini kemudian berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut hilang.
Masa inkubasi penyakit ini berkisar 5 – 21 hari.
Untuk mengetahui seseorang terinfeksi dan menderita monkeypox harus melalui pemeriksaan laboratorium dengan sejumlah tes berbeda.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan monkeypox sama dengan penanganan untuk cacar yaitu dengan pemberian vaxin cacar. Karena virus monkeypox merupakan kerabat dengan virus cacar air.
Pencegahan terhadap penyakit monkeypox dapat dilakukan dengan cara :
1. Hindari kontak dengan hewan penular yakni tikus, primata atau hewan pengerat lainnya yang terinfeksi virus monkeypox.
2. Batasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik.
3. Batasi kontak fisik dengan orang yang dicurigai menderita penyakit monkeypox.
4. Cuci tangan sebelum makan atau kontak dengan hewan.
5. Selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
6. Gunakan sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai saat menangani hewan yang terinfeksi dan ketika merawat orang yang sakit.
7. Melakukan vaksinasi terutama bagi petugas kesehatan dan bagi mereka yang melakukan perjalanan.
Komplikasi Monkeypox
Penyakit monkeypox dapat menimbulkan komplikasi lanjutan pada penderinya yakni : Infeksi bakteri pada luka, infeksi paru (pneumonia), gangguan pernapasan, infeksi mata, kebutaan, radang otak (ensefalitis), bisa menyebabkan kematian (1-10%).
Walaupun penyakit monkeypox terjadi di Singapura, namun kita perlu mewaspadai munculnya penyakit ini di Indonesia. Untuk itu mari kita semua terlibat secara aktif untuk mencegah penyakit monkeypox ini di tanah air kita.
(Eman F. Ola Masan - dari berbagai sumber)
#Literasi_Kesehatan
#Germas
Komentar
Posting Komentar